Sunday, June 12, 2011

Nukilan Keempat


Hidup ini selalu terhalang dengan pelbagai dugaan yang kadang kala sukar untuk ditangani. Hidup sebagai perantau, kejauhan dari orang tersayang bisa menggugat segenap ketabahan dan keteguhan setiap insan. Namun, kerana kawan, hidup bisa diteruskan. Kawan bisa menjadi lilin menyinar segenap kegelapan. Bisa mehilangkan luka nestapa. Bisa mengukir senyuman di muka. Teman yang sentiasa ada tak kira senang atau malang. Sentiasa memahami kondisi diri. Menghulur bantuan tak kira hari.

Namun, untuk mencari kawan seperti ini, sukar sekali. Ibarat mencari intan dalam segunung pertama. Namun, jika intan itu sudah dimiliki, sayangi intan itu kerana apabila hilang dari genggaman, hanya kesalan dan tangisan akan mengiringi. Terima kasih, teman. Kau bisa menyayangi aku seadanya. Bisa menemaniku di mana- mana. Bisa memahamiku tak kira masa.

Ilham daripada UNIC: Kawan

Kawan bertahun kita bersama
Bagai semalam baru bersua
Kawan dihadapan oh! Indahnya
Kita bersama berkelana

Namun kita jauh di dunia sendiri
Bekalan sendiri(semangat sendiri) Impian sendiri
Meski pun jauh namun kita tetap bersama
Dek ruang yang memisahkan kita

Kawan hidup ini umpama langit yang tidak selalu cerah
Kawan hidup ini umpama awan yang tidak selalu putih
Ingatlah bintang-bintang di langit Takkan terus berkelipan
Ingatlah pelangi yang indah Pasti akan hilang

Kawan jangan biarkan dirimu
Seperti rama-rama
Cantik namun akhirnya menjadi perhiasan di dinding
Kawan jangan biarkan dirimu
Umpama lipan dan kala
Berbisa namun akhirnya menjadi perhiasan di meja tulis

Oh! Kawan jadilah seperti si matahari
Membakar diri demi insan sejagat
Oh! Kawan jadilah seperti bulan purnama
Menerangi malam yang gelap gelita
Menunjukkan jalan demi ummat semesta

Menunjukkan jalan demi ummat semesta ( 2X )



No comments:

Post a Comment